Area Membaca Pada Perpustakaan Umum (Mengacu Pada Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum)

Mengkaji sebuah tata ruang yang ada di suatu perpustakaan, memang tak terlepas dengan pembahasan pada aspek peralatan dan perlengkapan yang digunakan. Penataan tata ruang perpustakaan haruslah memenuhi syarat estetika yang nyaman serta didukung dengan segala peralatan dan perlengkapan yang aman dan berkualitas juga. Walaupun, perpustakaan telah memiliki tata ruang yang bagus, namun apabila kurang sesuai dengan fungsi dan tugas yang berlaku, maka tujuan penataan ruang dalam mewujudkan kepuasan pengguna masih belum tercapai.

Penataan tata ruang dan perabot yang tepat dapat mendukung berlangsungnya kegiatan dengan baik, memberikan kenyamanan bagi pengguna, serta mendukung image perpustakaan umum masa kini dengan layanan prima. Salah satu fasilitas yang tak kalah penting sebagai penunjang pemustaka dalam segala aktivitasnya di perpustakaan ialah ruang/ area membaca. Area membaca merupakan wadah yang tak dapat dipisahkan dari perpustakaan.

Keberadaan area membaca dinilai sangat potensial sebab, pemustaka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengakses informasi di area ini. Ruang membaca memang diperlukan oleh pemustaka maupun pustakawan dalam keberlangsungan kegiatan layanan perpustakaan. Dengan hadirnya ruang untuk membaca segala koleksi bahan pustaka, akan membantu pemustaka dalam mengejarkan tugas-tugas, menambah wawasannya, berinteraksi (berdiskusi) dengan teman, atau bahkan sekedar duduk-duduk saja.

Bila ditinjau menggunakan pedoman tata ruang dan perabot perpustakaan umum, area membaca terbagi menjadi 4 kategori yang tersebar, diantaranya:

Area membaca untuk individu.

Area ini ditujukan dengan penggunaan penutup atau sekat pada satu atau dua sisi yang diciptakan sebagai area personal yang lebih privasi agar pemustaka merasa aman dan lebih nyaman. Area ini juga dijadikan sebagai pemutusan hubungan yang tepat dengan tetangga pembaca yang berdekatan secara langsung. Sehingga area membaca untuk individu ini sangat cocok digunakan untuk menyelesaikan tugas tertentu dan membaca koleksi dengan suasana yang sedikit hening dan nyaman. Tentunya, area ini dilengkapi dengan perabot meja dan kursi yang tersusun untuk mendukung aktivitas membaca secara individu. Penggunaan area membaca berbentuk carel sangat awam tersedia di perpustakaan umum. 

Area membaca untuk berkelompok

Area ini memungkinkan pembaca untuk melakukan keberlangsungan diskusi, sehingga penempatan perabot kursi dan mejanya diatur saling berhadapan. Area membaca pada bagian ini bersifat lebih terbuka dan jarak antara pemustaka satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Area ini disusun dengan meja standar tanpa partisi dengan dilengkapi kurang lebih 5-7 tempat duduk. Pada perpustakaan umum yang memiliki area yang lebih luas, biasanya menyediakan ruangan khusus diskusi atau meeting untuk mereka diskusi dengan diatur juga jumlah kapasitas orangnya dan luas ruangan diskusi tersebut.

Area membaca untuk bersantai

Area ini umumnya dikenal sebagai area baca lesehan. Area baca ini memang disediakan untuk mereka yang tidak ingin terlalu lama duduk di kursi, pada dasarnya bisa digunakan sebagai tempat untuk mereka berleha sejenak, atau sekedar meluruskan kaki, sekaligus sebagai sarana rekreasi. Pada bagian alasnya, dilapisi dengan karpet/ alas lembut dan tebal yang dilengkapi dengan meja berukuran kecil yang dapat digunakan untuk mengerjakan tugas juga. Tak hanya itu saja, beberapa perpustakaan umum yang telah mengembangkan sarana dan prasarana dalam menunjang kenyamanan yang lebih layak, disediakan pula sofa-sofa, bantal atau beanbag yang dapat dinikmati pemustaka saat membaca koleksinya.

Area membaca untuk anak

Area membaca yang dikhususkan untuk anak ini, juga perlu dipertimbangkan penggunaan furniture yang sesuai dengan keamanan, kenyamanan, dan ragam usianya. Perabot anak dalam menikmati setiap koleksinya harus tepat untuk ukuran usianya, dan penempatan ruang terbuka merupakan pilihan tepat, karena pada dasarnya anak lebih sering duduk di lantai dan ingin terlihat bebas menikmati sekitar. Biasanya, area baca untuk anak ini didominasi dengan tampilan yang menarik, berwarna, dan lebih santai. 

Penggunaan perabot yang sesuai dengan fungsinya, nyaman dan menyenangkan, dapat menjamin kesehatan dan keamanan, serta mudah diatur dan dipindah-pindahkan merupakan pilihan yang tepat dalam segi penggunaan sarana prasarananya. Beberapa perpustakaan umum yang memiliki fasilitas yang lengkap, juga menambahkan aneka mainan anak-anak yang mereka sulap seperti taman bermain anak. Misalnya seperti penambahan perosotan dan ayunan yang terbuat dari plastik. 

Dari 4 area membaca yang tersusun secara berbeda diatas, tentu masih harus disesuaikan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam penyusunan konsep penataan ruang perpustakaan, hendaknya harus memenuhi syarat yang sesuai dengan standarnya, diantaranya:

1. Berkualitas tinggi, artinya tetap baik dalam waktu lama.

2. Furniture yang digunakan mudah dipasang dan mudah juga dalam perawatannya.

3. Sesuai dengan spesifikasi standar perabot perpustakaan, agar terkesan luwes bagi pemustaka.

4. Penampilan, kenyamanan, dan variasi perlengkapan harus memperhatikan aspek kekekaran, ketahanan, kepraktisan, dan keamanan. 

5. Warna perlengkapan dan perabot harus serasi dengan warna ruangan dan memperhatikan sifat warna yang digunakan.

Perpustakaan Umum yang sesuai dengan standar nasional perpustakaan sekurang-kurangnya memiliki ruang baca yang terdiri dari meja baca sebanyak 200 buah dan kursi baca sebanyak 200 buah dengan luas ruangan sekurang-kurangnya 0,008 m² perkapita dikalikan jumlah penduduknya. Penggunaan dan pemilihan jenis kursi dan meja harus disesuaikan dengan kondisi luas ruangan yang ada, tak lupa juga disesuaikan dengan dana yang dialokasikan. Ada baiknya, meja dan kursi yang digunakan membaca untuk pemustaka terbuat dari bahan yang kuat (kayu), nyaman dan berseragam. Seragam baik dari warna maupun bentuknya. 

Dalam penyusunana area membaca memang sebaiknya, perlu ada pemisahan antara area membaca individu dengan area membaca kelompok. Hal tersebut dikarenakan, pengguna indivudu biasanya menginginkan ketenangan, sedangkan area kelompok sendiri cenderung untuk kawasan yang lebih ramai. Sedangkan untuk pengaplikasian warna pada area membaca anak harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi pengguna, sebab anak-anak cenderung memerlukan lingkungan sekitar yang kreatif. Dengan keberadaan lingkungan yang kreatif, akan menimbulkan rasa nyamaan bagi anak dan menimbulkan rasa betah ketika berada di perpustakaan. Hal tersebut juga tentu berpengaruh pada psikologis anak yang dapat termotivasi untuk belajar dan membaca buku. 

DAFTAR LITERATURE

Atmodiwirjo, Paramitha, dkk. 2009. Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sri Sumekar, dkk. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) : Bidang Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Astutik, Sundari. 2016. Menata Ruang Perpustakaan Guna Menarik Minat Baca. Diakses pada 07 Januari 2019 https://digilib.isi-ska.ac.id/?p=709 

Wahid Nashihuddin. 2013. Tata Ruang Gedung Perpustakaan. Diakses pada 07 Januari 2019 https://pustakapusdokinfo.wordpress.com/2013/09/25/tata-ruang-gedung-perpustakaan/